Konsep dasar kesehatan dan keperawatan Jiwa
bynurse care
Published:
Salam. Kali ini kita akan membahasa tentang Konsep dasar kesehatan dan keperawatan Jiwa. Selamt membaca.
BAB
1
PEDAHULUAN
Keperawatan sebagai suatu pekerjaan yang ada sejak manusia ada di bumi, keperawatan
terus berkembang sejalan dengan kemajuan keberadaban tekhnologi dan kebudayaan,
berikut perkembagan keperawatan di dunia :
a)Mother
instik
b)
Animisme
c)Keperawatan
penyakit akibat kemarahan dewa
d)
Ketabiban
e)Diakones
dan philantrop
f)
Perkembangan ilmu kedokteran
g)
Perawat terdidik (600 – 1583) masehi
h)
Perawat prefesional
Selanjutnya perkembangan keperawatan di indonesia
terus berkembang mengikuti zaman adapun perkembangan keperawatan di Indonesia
adalah :
a) Pelayanan
perawatan masih di dasarkan pada naluri atau aliran animisme, artinya orang
bijak dan percaya pada roh-roh
b) Sebagai
penjaga orang sakit pada tahun 1799 dirumah sakit binnen hospital dalam hal bukan
berdasarkan intelektual tetapi sukarelawan.
c) Model
keperawatan fokasional abad (19)
sudah berkembang pendidikan non formal
dipadukan latihan kerja.
d) Model
keperawatan kuratif (1920)
Pelayanan pengobatan yang menyeluruh
pada masyarakat dan dilakukan oleh
perawat seperti : immunisasi, vaksinasi dan penyakit seksual.
e) Keperawatan
semi prefesional (1945)
Dalam hal ini pendidikan perawat sudah
di bentuk dalam system magang selama 4 tahun bagi lulusan SD.
f) Keperawatan
preventive
Pada tahum 1937 sudah didirikan sekolah
mantri hyigine di purwakarta dalam hal ini di fokuskan pada kesehatan lingkungan yang bukan
merupakan pengobatan.
g) Menuju
prefesional ( 1945 )
Pada tahun ini keperawatan mulai nyata
dengan d bengan didirikannya sekolah pengaturan ( spr ) dan sekolah bidan di
rumah sakit yang bertujuan menunjang pelayanan di rumah sakit, dalam hal ini
pendidikannya harus lulus SLTP di tambah pendidikan 3 tahun dan pada tahun 1974
didirikan persatuan perawat nasional Indonesia
( PPNI ).
h) Keperawatan
nasional dimulai dengan lokakarya nasional keperawatan dengan kejasama antara
departemen pendidikan dan kebudayaan republic Indonesia, departemen kesehatan
Ri dan Dpp PPNI di tetapkan, tugas apa, fungsinya dan mempunyai kompetensi
perawat yang prefesional dari hasil lokakarya ini maka muncullah ide untuk
mendirikan akademi keperawatan, kemudian PSIK FK.UI (1985). Selanjutnya
didirikan pasca sarjana (1999), selanjutnya berkembangnya Revolusi dan
Evaluasi ilmu maka bermunculanlah
keperawatan yang khusus salah satu diantaranya adalah keperawatan jiwa.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pemberian asuhan keperawatan merupakan proses terapeutik
yang melibatkan hubungan kerja sama antara perawat dengan klien, keluarga,dan
masyarakat untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal, perkembangan
keperawatan jiwa dalam evolusi di kenal beberapa teori dan model keperawatan
yang menjadi acuan dalam keperawtan jiwa dalam beberapa priode, pada awal
perawatan pasien jiwa dengan gangguan jiwa tidak dilakukan oleh tenaga kesehatan
atau (constodia care). Selanjutnya perawatan jiwa bersifat isolasi dan
penjagaan, mereka di tempatkan di tempat khusus yang berkembang menjadi primary
concicted of costoidal care ( perawatan jiwa waktu itu pasiennya dikumpulkan di
suatu tempat yang hanya di terapi oleh kaum agamis ).
Pada tahun 1945 berfokus pada penyakit model kuratif,
perawatan pasien jiwaa ini hanya
difokuskan pada pengobatan saja tidak memandang apa penyebabnya,
bagaimana kehidupannya keluarganya dan bagaimana lingkungan sosialnya. Pada
tahun 1950 pasien jiwa sedikit di fokuskan bagaimana keluarganya menghadapi
pasien jiwa, lingkungan dan sosialnya karena bagian dari tim dalam hal
keperawatan pasien dan pada tahun ini pula perawatan kesehatan jiwa sudah
terpusat pada rumah sakit jiwa terletak pada pemukiman yan padat, pada tahun
1960 penderita gangguan jiwa mulai
mendapatkan haknya dan hal itu telah diatur oleh UU di setiap Negara. Pada
tahun 1980 perawatan rumah sakit jangka panjang yang lama menjadi lebih singkat
hal ini di karenakan rumah sakit telah memulai memfokuskan pada komunitas lingkungan
social dan keluarganya yang punya peran sangat penting dalam pemyembuhanya.
Pada abad 21 keperawatan jiwa bersifat preventif atau
pengobatan barbasis komunitas yang menggunakan berbagai pendekatan antara lain
melalui kesehatan mental, praktek, pelayanan di rumah sakit pelayanan yang
bersifat terapy melalui music,pelayanan therpy melalui olahraga dan home visite
( kunjugan perawat kerumah pasien ). Di AS terdapat organisasi disability Act atau
organisasi orang – orang cacat terutama pasien jiwa itu sendiri.
Organisasi ini untuk
menghapus stikma gangguan jiwa bukan harus di kucilkan dan bukan penyajit
menular, tetapi seiring perkembangan ilmu, gangguan jiwa termasuk gangguan yang
disebabkan oleh keturunan / genetic. Meski dalam sejarahnya kesehatan jiwa
banyak di nominasi oleh Negara barat namun sesungguhnya dalam islam sejarah
perkembangan kesehatan jiwa sudah dimulai pada abad ke 8 masehi di kota bagdad
menurut syed Ibrahim B Phd dalam bukunya berjudul ‘’Islamic medicine’’.
Perkembangangan keperawatan jiwa di Indonesia di mulai sejak
zaman dahulu kala ketika , mengalami penyakit jiwa pada zaman itu di anggap
sebagai kerasukan sebagai para dukun berusaha mengeluarkan roh jahat dan kadang
banyak di lakukan pemasungan seiring dengan perkembangan keperawatan jiwa di dunia berkembang pula keperawatan jwa di
Indonesia, hal ini dimulai jaman colonial belanda”.
a. Masa
penjajahan belanda
Di mana perkembangan keperawatan jiwa di
Indonesia di pegaruhi kondisi social ekonomi yaitu pada penjajahan belanda
perawat berasal dari penduduk pribumi di sebut velpeger dengan di bantu ziekn
oppaser sebagai penjaga orang sakit. Pada tahun 1799 didirikan Rs Binnen
Hospital di Jakarta untuk memelihara kesehatan staf dan tentara belanda, usaha belanda membentuk dinas kesehatan yang d
prakarsai ketua belanda dan dinas kesehatan rakyat, belanda juga mendirikan Rs
di Surabaya dan di semarang yang di ikuti pula pendidikan profesi keperawatan dalam
hal ini belanda Berjaya untuk kepentingannya sendiri.
b. Masa
penjajahan inggris ( 1812-1916 )
Gubernur jendral inggris ketika Voc
yaitu Rafflies sangat memperhatikan rakyat dan dia bersemboyan kesehatan milik
semua manusia, sehingga dia membuat beberapa program kesehatan untuk meningkatkan
derajat kesehatan pribumi diantaranya : - pencacran umum, cara perawatan
penyakit gangguan jiwa dan kesehatan lingkungan. Pada tahun 1819 di Indonesia
di dirikan Rs. Stadverband di glodok,
tahun 1816 di Indonesia didirikan juga Rscm atau Rs cipto mangunkusumo,
tahun dan Rs lainnya di Jakarta, 1942 Rs PGI cikini Jakarta, di barengi pula sekolah perawat.
c. Masa
penjajahan jepang (1942-1945)
Di masa ini perkembangan keperawatan
mengalami kemunduran dan dunia keperawatan di Indonesia mengalami kemunduran
yakni masa kegelapan, tugas perawat dilakukan oleh perawat tidak terdidik dan
Rs di ambil alih oleh jepang akhirnya terjadi wabah penyakit.
d. Zaman
kemerdekaan
Tahun 1949 mulai adanya pembangunan
dibidang kesehatan yaitu Rs dan Balai pengobatan, tahun 1952 didirikan sekolah guru perawat dan sekolah tingkat
SLTP.
1. Pegertian
Kesehatan Jiwa adalah Perasaan Sehat dan Bahagia serta mampu
mengatasi tantangan hidup, dapat menerima orang lain sebagaimana adanya serta
mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain.
Kesehatan jiwa meliputi :
i. Bagaimana
perasaan anda terhadap diri sendiri
ii. Bagaimana
perasaan anda terhadap orang lain
iii.Bagaimana kemampuan anda mengatasi persoalan
hidup anda Sehari - hari.
Beberapa pengertian manusia:
- Individu yang holistik: terdiri dari jasmani dan ‘rohani’.
- Terdiri dari komponen jasmani, akal, jiwa dan qalbu (ruh)
- Struktur jiwa manusia terdiri dari id (insting-prinsip kepuasan),
- ego (kesadaran realitas-prinsip realitas), super ego/ moralitas-prinsip
- moralitas (Teori Freud).
1.2 KRITERIA SEHAT MENTAL MENURUT YAHODA
- Tumbuh, berkembang dan aktualisasi
- Integrasi : Masa lalu dan sekarang
- Otonomi dalam pengambilan kupusan
- Persepsi sesuai kenyataan
- Menguasai lingkungan : mampu beradaptasi
1.3 RENTANG SEHAT JIWA
- Dinamis bukan titik statis
- Rentang dimulai dari sehat optimal – mati
- Ada tahap-tahap
- Adanya variasi tiap individu
- Menggambarkan kemampuan adaptasi
- Berfungsi secara efektif : sehat
a.
Menurut American Nurses Associations (ANA)
Keperawatan jiwa
adalah area khusus dalam praktek keperawatan yang menggunakan ilmu tingkah laku
manusia sebagai dasar dan menggunakan diri sendiri secara teraupetik dalam
meningkatkan, mempertahankan, memulihkan kesehatan mental klien dan kesehatan
mental masyarakat dimana klien berada (American Nurses Associations).
b.MenurutWHO
Kes. Jiwa bukan hanya suatu keadaan tdk ganguan jiwa, melainkan mengandung berbagai karakteristik yg adalah perawatan langsung, komunikasi dan management, bersifat positif yg menggambarkan keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yg mencerminkan kedewasaan kepribadian yg bersangkutan.
Kes. Jiwa bukan hanya suatu keadaan tdk ganguan jiwa, melainkan mengandung berbagai karakteristik yg adalah perawatan langsung, komunikasi dan management, bersifat positif yg menggambarkan keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yg mencerminkan kedewasaan kepribadian yg bersangkutan.
c. Menurut UU KES. JIWA NO 03 THN 1966
Kondisi yg memungkinkan perkembangan fisik, intelektual emosional
Kondisi yg memungkinkan perkembangan fisik, intelektual emosional
secara optimal dari seseorang dan perkebangan ini selaras dgn
orang lain.
Keperawatan jiwa adalah pelayanan keperawatan profesional didasarkan pada ilmu
perilaku, ilmu keperawatan jiwa pada manusia sepanjang siklus kehidupan dengan
respons psiko-sosial yang maladaptif yang disebabkan oleh gangguan
bio-psiko-sosial, dengan menggunakan diri sendiri dan terapi keperawatan jiwa (
komunikasi terapeutik dan terapi modalitas keperawatan kesehatan jiwa ) melalui
pendekatan proses keperawatan untuk meningkatkan, mencegah, mempertahankan dan
memulihkan masalah kesehatan jiwa klien (individu, keluarga, kelompok komunitas
).
Keperawatan jiwa adalah proses
interpersonal yang berusaha untuk meningkatkan dan mempertahankan perilaku
sehingga klien dapat berfungsi utuh sebagai manusia.
Prinsip keperawatan
jiwa terdiri dari empat komponen yaitu manusia,
lingkungan, kesehatan dan keperawatan, Fungsi seseorang
Manusia sebagai makhluk
holistik yaitu bertindak, berinteraksi dan bereaksi dengan lingkungan secara
keseluruhan. Setiap individu mempunyai kebutuhan dasar yang sama dan penting.
Setiap individu mempunyai harga diri dan martabat. Tujuan individu adalah untuk
tumbuh, sehat, mandiri dan tercapai aktualisasi diri. Setiap individu mempunyai
kemampuan untuk berubah dan keinginan untuk mengejar tujuan personal. Setiap
individu mempunyai kapasitas koping yang bervariasi. Setiap individu mempunyai
hak untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputuasan. Semua perilaku individu
bermakna dimana perilaku tersebut meliputi persepsi, pikiran, perasaan dan
tindakan, Manusia sebagai makhluk holistik dipengaruhi oleh lingkungan dari
dalam dirinya dan lingkungan luar, baik keluarga, kelompok, komunitas. Dalam
berhubungan dengan lingkungan, manusia harus mengembangkan strategi koping yang
efektif agar dapat beradaptasi. Hubungan interpersonal yang dikembangkan dapat
menghasilkan perubahan diri individu, Kesehatan Kesehatan merupakan salah satu
kebutuhan dasar manusia yang menunjukkan salah satu segi kualitas hidup
manusia, oleh karena itu, setiap individu mempunyai hak untuk memperoleh
kesehatan yang sama melalui perawatan yang adekuat. Metodologi dalam
keperawatan jiwa adalah menggunakan diri sendiri secara terapeutik dan
interaksinya interpersonal dengan menyadari diri sendiri, lingkungan, dan
interaksinya dengan lingkungan. Kesadaran ini merupakan dasar untuk perubahan.
Klien bertambah sadar akan diri dan situasinya, sehingga lebih akurat
mengidentifikasi kebutuhan dan masalah serta memilih cara yang sehat untuk
mengatasinya. Perawat memberi stimulus yang konstruktif sehingga akhirnya klien
belajar cara penanganan masalah yang merupakan modal dasar dalam menghadapi
berbagai masalah.
Proses
Keperawatan Kesehatan Jiwa Pemberian asuhan keperawatan merupakan proses
terapeutik yang melibatkan hubungan kerja sama antara perawat dengan klien, dan
masyarakat untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal ( Carpenito, 1989
dikutip oleh Keliat,1991). Perawat memerlukan metode ilmiah dalam melakukan
proses terapeutik tersebut, yaitu proses keperawatan. Penggunaan proses
keperawatan membantu perawat dalam melakukan praktik keperawatan, menyelesaikan
masalah keperawatan klien, atau memenuhi kebutuhan klien secara ilmiah, logis,
sistematis, dan terorganisasi. Pada dasarnya, proses keperawatan merupakan
salah satu teknik penyelesaian masalah (Problem solving).
Proses keperawatan bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan dan masalah klien sehingga mutu pelayanan keperawatan menjadi optimal. Kebutuhan dan masalah klien dapat diidentifikasi, diprioritaskan untuk dipenuhi, serta diselesaikan. Dengan menggunakan proses keperawatan, perawat dapat terhindar dari tindakan keperawatan yang bersifat rutin, intuisis, dan tidak unik bagi individu klien.
Proses keperawatan bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan dan masalah klien sehingga mutu pelayanan keperawatan menjadi optimal. Kebutuhan dan masalah klien dapat diidentifikasi, diprioritaskan untuk dipenuhi, serta diselesaikan. Dengan menggunakan proses keperawatan, perawat dapat terhindar dari tindakan keperawatan yang bersifat rutin, intuisis, dan tidak unik bagi individu klien.
1. 2 PRINSIP-PRINSIP KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
1.Roles and functions of psychiatric nurse :
competent care (Peran dan fungsi keperawatan jiwa :
yang kompeten).
Therapeutic Nurse patient relationship (hubungan yang
terapeutik antara perawat dengan klien).
2.Conceptual models of psychiatric nursing
(konsep model keperawatan jiwa).
Stress adaptation model of psychiatric nursing
(model stress dan adaptasi dalam keperawatan jiwa). Biological context of psychiatric nursing care (keadaan-keadaan
biologis dalam keperawatan jiwa).
3.Psychological context of psychiatric nursing care
(keadaan-keadaan psikologis dalam keperawatan
jiwa).
4.Sociocultural context of psychiatric nursing care
(keadaan-keadaan sosial budaya dalam keperawatan jiwa).
5.Environmental context of psychiatric nursing care
(keadaan-keadaan lingkungan dalam keperawatan jiwa).
6.Legal ethical context of psychiatric nursing care
(keadaan-keadaan legal etika dalam keperawatan jiwa), Implementing the nursing process : standards of care
(penatalaksanaan proses keperawatan : dengan standar- standar perawatan). Actualizing the Psychiatric Nursing Role
: Professional Performance Standards (aktualisasi peran keperawatan jiwa :
melalui penampilan standar-standar professional).
1.3 KONSEPTUAL MODEL KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
Tabel 1
Model
|
View of behavioral deviation
|
Therapeutic process
|
Roles of a patient &
therapist
|
||||||||||||
Psychoanalytical
(freud, Erickson)
|
Ego tidak mampu mengontrol ansietas, konflik tidak selesai
|
Asosiasi bebas & analisa mimpi
Transferen untuk memperbaiki
traumatic masa lalu
|
Klien: mengungkapkan semua pikiran & mimpi
Terapist : menginterpretasi
pikiran dan mimpi pasien
|
||||||||||||
Interpersonal
(Sullivan, peplau)
|
|
Ansietas timbul & dialami secara interpersonal, basic fear is fear of
rejection
|
|
Build feeling security
Trusting relationship & inter
personal satisfaction
|
Patient: share anxieties
Therapist : use empathy & relationship
|
||||||||||
|
Social
(caplan,szasz)
|
Social & environmental factors create stress, which cause anxiety
&symptom
|
|
Environment manipulation & social support
|
Pasien: menyampaikan masalah menggunakan sumber yang ada di masyarakat
Terapist: menggali system social klien
|
||||||||||
|
Existensial
(Ellis, Rogers)
|
Individu gagal menemukan dan menerima diri sendiri
|
|
Experience in relationship, conducted in group
Encouraged to accept self & control behavior
|
Klien: berperan serta dalam pengalaman yang berarti untuk mempelajari
diri
Terapist: memperluas kesadaran
diri klien
|
||||||||||
|
Supportive Therapy
(Wermon, Rockland)
|
|
Faktor biopsikososial &
respon maladaptive saat ini
|
|
Menguatkan respon koping adaptif
|
Klien: terlibat dalam identifikasi coping
Terapist: hubungan yang hangta
dan empatik
|
|||||||||
|
Medical
(Meyer,Kreaplin)
|
|
Combination from physiological, genetic, environmental & social
|
|
Pemeriksaan diagnostic, terapi somatic, farmakologik & teknik
interpersonal
|
Klien: menjalani prosedur
diagnostic & terapi jangka panjang
Terapist : Therapy, Repport effects,Diagnose lness, TherapeutiApph
|
|||||||||
Berdasarkan konseptual model keperawatan diatas, maka dapat dikelompokkan
ke dalam 6 model yaitu:
1. Psycoanalytical (Freud, Erickson)
Model ini menjelaskan bahwa gangguan jiwa dapt
terjadi pada seseorang apabila ego(akal) tidak berfungsi dalam mengontrol id
(kehendak nafsu atau insting). Ketidakmampuan seseorang dalam menggunakan
akalnya (ego) untuk mematuhi tata tertib, peraturan, norma, agama(super ego/das
uber ich), akan mendorong terjadinya penyimpangan perilaku (deviation of
Behavioral). Faktor penyebab lain gangguan jiwa dalam teori ini adalah adanya
konflik intrapsikis terutama pada masa anak-anak. Misalnya ketidakpuasan pada
masa oral dimana anak tidak mendapatkan air susu secara sempurna, tidak adanya
stimulus untuk belajar berkata- kata, dilarang dengan kekerasan untuk
memasukkan benda pada mulutnya pada fase oral dan sebagainya. Hal ini akan
menyebabkan traumatic yang membekas pada masa dewasa.
Proses
terapi pada model ini adalah menggunakan metode asosiasi bebas dan analisa
mimpi, transferen untuk memperbaiki traumatic masa lalu. Misalnya klien dibuat
dalam keadaan ngantuk yang sangat. Dalam keadaan tidak berdaya pengalaman alam
bawah sadarnya digali dengamn pertanyaan-pertanyaan untuk menggali traumatic
masa lalu. Hal ini lebih dikenal dengan metode hypnotic yang memerlukan
keahlian dan latihan yang khusus.Dengan cara demikian, klien akan mengungkapkan
semua pikiran dan mimpinya, sedangkan therapist berupaya untuk menginterpretasi
pikiran dan mimpi pasien.
Peran
perawat adalah berupaya melakukan assessment atau pengkajian mengenai
keadaan-keadaan traumatic atau stressor yang dianggap bermakna pada masa lalu
misalnya pernah disiksa orang tua,
pernah disodomi, diperlakukan secar kasar, diterlantarkan, diasuh dengan
kekerasan, diperkosa pada masa anak), dengan menggunakan pendekatan komunikasi
terapeutik setelah terjalin trust (saling percaya).
2. Interpersonal ( Sullivan, peplau)
Menurut konsep model ini, kelainan jiwa
seseorang bias muncul akibat adanya ancaman. Ancaman tersebut menimbulkan
kecemasan (Anxiety). Ansietas
timbul dan alami seseorang akibat adanya konflik saat berhubungan dengan orang
lain (interpersonal). Menurut
konsep ini perasaan takut seseorang didasari adnya ketakutan ditolak atau tidak
diterima oleh orang sekitarnya.
Proses
terapi menurut konsep ini adalah Build
Feeling Security (berupaya membangun rasa aman pada klien), Trusting Relationship and interpersonal
Satisfaction (menjalin hubungan yang saling percaya) dan membina
kepuasan dalam bergaul dengan orang lain sehingga klien merasa berharga dan
dihormati.
Peran perawat dalam terapi adalah share anxieties (berupaya melakukan
sharing mengenai apa-apa yang dirasakan klien, apa yang biasa dicemaskan oleh
klien saat berhubungan dengan orang lain), therapist use empathy and relationship ( perawat berupaya
bersikap empati dan turut merasakan apa-apa yang dirasakan oleh klien). Perawat
memberiakan respon verbal yang mendorong rasa aman klien dalam berhubungan
dengan orang lain.
3. Social ( Caplan, Szasz)
Menurut konsep ini seseorang akan mengalami
gangguan jiwa atau penyimpangan perilaku apabila banyaknya factor social dan
factor lingkungan yang akan memicu munculnya stress pada seseorang ( social and environmental factors create
stress, which cause anxiety and symptom).
Prinsip proses terapi yang sangat penting dalam
konsep model ini adalah environment manipulation and social support (
pentingnya modifikasi lingkungan dan adanya dukungan sosial) Peran perawat
dalam memberikan terapi menurut model ini adalah pasien harus menyampaikan
masalah menggunakan sumber yang ada di masyarakat melibatkan teman sejawat,
atasan, keluarga atau suami-istri. Sedangkan therapist berupaya : menggali
system sosial klien seperti suasana dirumah, di kantor, di sekolah, di
masyarakat atau tempat kerja.
4. Existensial ( Ellis, Rogers)
Menurut teori model ekistensial gangguan
perilaku atau gangguan jiwa terjadi bila individu gagal menemukan jati dirinya
dan tujuan hidupnya. Individu tidak memiliki kebanggan akan dirinya. Membenci
diri sendiri dan mengalami gangguan dalam Bodi-image-nya, Prinsip
dalam proses terapinya adalah : mengupayakan individu agar berpengalaman
bergaul dengan orang lain, memahami riwayat hidup orang lain yang dianggap
sukses atau dapat dianggap sebagai panutan(experience in relationship),
memperluas kesadaran diri dengan cara introspeksi (self assessment), bergaul
dengan kelompok sosial dan kemanusiaan (conducted in group), mendorong untuk
menerima jatidirinya sendiri dan menerima kritik atau feedback tentang
perilakunya dari orang lain (encouraged to accept self and control behavior).
Prinsip keperawatannya adalah : klien dianjurkan untuk berperan serta dalam
memperoleh pengalaman yang berarti untuk memperlajari dirinya dan mendapatkan
feed back dari orang lain, misalnya melalui terapi aktivitas kelompok. Terapist
berupaya untuk memperluas kesadaran diri klien melalui feed back, kritik, saran
atau reward & punishment.
5. Supportive Therapy ( Wermon, Rockland)
Penyebab gangguan jiwa dalam konsep ini adalah:
factor biopsikososial dan respo maladaptive saat ini. Aspek biologisnya menjadi
masalah seperti: sering sakit maag, migraine, batuk-batuk. Aspek psikologisnya
mengalami banyak keluhan seperti : mudah cemas, kurang percaya diri, perasaan
bersalah, ragu-ragu, pemarah. Aspek sosialnya memiliki masalah seperti : susah
bergaul, menarik diri,tidak disukai, bermusuhan, tidak mampu mendapatkan
pekerjaan, dan sebagainya. Semua hal tersebut terakumulasi menjadi penyebab
gangguan jiwa. Fenomena tersebut muncul akibat ketidakmamupan dalam beradaptasi
pada masalah-masalah yang muncul saat ini dan tidak ada kaitannya dengan masa
lalu. Prinsip proses terapinya adalah menguatkan respon copinh adaptif,
individu diupayakan mengenal telebih dahulu kekuatan-kekuatan apa yang ada pada
dirinya; kekuatan mana yang dapat dipakai alternative pemecahan masalahnya, Perawat
harus membantu individu dalam melakukan identifikasi coping yang dimiliki dan
yang biasa digunakan klien. Terapist berupaya menjalin hubungan yang hangat dan
empatik dengan klien untuk menyiapkan coping klien yang adaptif.
6. Medica ( Meyer, Kraeplin)
Menurut konsep ini gangguan jiwa cenderung
muncul akibat multifactor yang kompleks meliputi: aspek fisik, genetic,
lingkungan dan factor sosial. Sehingga focus penatalaksanaannya harus lengkap
melalui pemeriksaan diagnostic, terapi somatic, farmakologik dan teknik
interpersonal. Perawat berperan dalam berkolaborasi dengan tim medis dalam
melakukan prosedur diagnostic dan terapi jangka panjang, therapist berperan
dalam pemberian terapi, laporan mengenai dampak terapi, menentukan diagnose,
dan menentukan jenis pendekatan terapi yang digunakan.
1.4 PERAN PERAWAT KESEHATAN JIWA
Pengkajian yg mempertimbangkan budaya
Merancang dan
mengimplementasikan rencana tindakan Berperan serta dlm pengelolaan kasus
Meningkatkan dan memelihara
kesehatan mental, mengatasi pengaruh penyakit mental - penyuluhan dan konseling, Mengelola
dan mengkoordinasikan sistem pelayanan yang mengintegrasikan kebutuhan pasien,
keluarga staf dan pembuat kebijakan Memberikan
pedoman pelayana kesehatan.
1.9 ASUHAN YANG KOMPETEN BAGI PERAWAT JIWA (
COMPETENT OF CARING )
Pengkajian biopsikososial yang peka terhadap
budaya.
Merancang dan implementasi
rencana tindakan untuk klien dan keluarga.
Peran serta dalam pengelolaan
kasus: mengorganisasikan, mengkaji, negosiasi, koordinasi pelayanan bagi
individu dan keluarga, Memberikan pedoman pelayanan bagi individu, keluarga,
kelompok, untuk menggunakan sumber yang tersedia di komunitas kesehatan mental,
termasuk pelayanan terkait, teknologi dan sistem sosial yang paling tepat,
Meningkatkan dan memelihara kesehatanmental serta mengatasi pengaruh penyakit
mental melalui penyuluhan dan konseling, Memberikan askep pada penyakit fisik
yang mengalami masalah psikologis dan penyakit jiwa dengan masalah fisik,
Mengelola dan mengkoordinasi sistem pelayanan yang mengintegrasikan kebutuhan
klien, keluarga, staf, dan pembuat kebijakan.Demikian penjelasan saya tentangKonsep dasar kesehatan dan keperawatan Jiwa, semoga bisa bermanfaat bagi anda. Kalau ada pertanyaan, komentar atau saran, silahkan tuliskan pada kolom komentar di bawah. Terima kasih by Nandarnurse.blogspot.com
Tags:
Artikel
Wah.. Bagus sekali postinganmu gan.. Sangat informative dan bermanfaat buat banyak orang. Thanks and keep blogging! :)
BalasHapusthanks bro.. senang rasanya berbagi.
HapusNgomong-ngomong mas nandar masih kerja pa masih kuliah ni :)
HapusOh ya nitip lingk iya gan, buat refrensi teman-teman KONSEP DASAR KESEHATAN JIWA (Download PPT)
Ditunggu kunbalnya :D