Asuhan Keperawatan (Askep) Benigna Prostat Hipertropi
Salam. Kali ini saya akan membagikan tentang Asuhan Keperawatan (Askep) Benigna Prostat Hipertropi. Selamt membaca.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA BPH
(BENIGNA PROSTAT HIPERTROPI)
A.
PENGERTIAN
Hipertropi prostat adalah pertumbuhan yang progresif dan
kelenjar prostat sebagai akibat dan proses penuaan pembesaran prostat ini dapat
mengakibatkan obstruksi saluran kemih (Thomson, 1993: 1997).
Hiperplasia prostat jinak (BPH) adalah pertumbuhan dan
nodula-nodula fibroadenomatosa majemuk dalam prostat.
Benigna prostat hipertropi adalah tumor jinak dan kelenjar
prostat bagian paling dalam (medial prostat) membesar oleh karena pembesaran ke
arah tepi-tepi menimbulkan penyempitan uretra. Pembesaran tersebut dapat
menyebabkan dorongan sampai ke arah basis vesika urinaria, sehingga
mengakibatkan kesulitan miksi.
B.
ETIOLOGI
Penyebab secara pasti pada hipertropi prostat benigna
belum jelas tetapi ada dugaan oleh faktor penuaan atau bertambahnya usia (> 50
tahun) akan terjadi perubahan keseimbangan testosteron karena produksi
testosteron menurun dan terjadi konveksi testosteron menjadi esterogen pada jaringan
adipose di perifer.
C.
MANIFESTASI
KLINIK
- Kesulitan dan sering berkemih
- Retensi urin
- Nyeri perineal
- Nokturia
- Hematuria
- Sakit pinggang
- Nyeri panggul
- Oliguria (penurunan haluan win)
- Kelemahan, mual
D.
KOMPLIKASI
- Pielonefritis
2.
Gangguan fungsi ginjal
3.
Septikemia
E.
PEMERIKSAAN
DIAGNOSTIK
- Pemeriksaan mikrobiologis urin untuk mendeteksi adanya berbagai infeksi yang memerlukan pengobatan.
2.
Pemeriksaan kadar urea dan kreatinin dalam darah untuk
memonitor fungsi ginjal; aktivitas serum asam fosfat tidak selalu meningkat,
walaupun sedikit, peningkatan yang sebentar dapat terjadi setelah dilakukan
pemeriksaan perrektat ataupun kateterisasi uretra.
- Pemeriksaan ultrasonografi traktus urinarius digunakan untuk menilai traktus urinarius bagian atas yang mengidentifikasikan beratnya obstruksi yang terjadi.
- Sistoskopi untuk melihat pembesaran lobus medialis yang tidak teraba pada waktu pemeriksaan perektal.
- Pemeriksaan histologis sediaan hasil prostatetomi.
F.
PENATALAKSANAAN
MEDIK
- Observasi (watchful waiting).
2.
Terapi medicamentosa; penghambat adrenergik, penghambat
enzim 5 alfa reduktrasi.
3.
Terapi bedah.
a.
Transurethral Resection of the prostate (TURP)
b.
Transurethral incision of the prostate (TUIP)
c.
Prostaktetomi terbuka
d.
Prostaktetomi dengan laser
G.
ANALISA
DATA PRE OPERASI
NO
|
DATA
|
PENYEBAB
|
MASALAH
KEPERAWATAN
|
1
|
DS:
- Klien menyatakan nyeri saat berkemih
DO:
- Ekspresi wajah klien nampak
meringis
- Klien tampak gelisah
- Klien nampak lemah
- Tanda-tanda vital dalam batas
abnormal
|
Peningkatan umur Hormon
(>50 tahun) androgen
↓
Benigna
prostat Hiperplasia
↓
Peningkatan
tonus dan otot polos prostat
↓
Urethra
menyempit
↓
Merangsang
pengeluaran histamin serotinin, bradikinin dan prostaglandin
↓
Hipotalamus
↓
Korteks
serebri
↓
Nyeri
dipersepsikan
|
Nyeri
|
2
|
DS:
- Klien mengatakan susah tidur
karena nyeri
|
Nyeri
↓
Mengaktifasi
RAS
↓
Klien terjaga
↓
Klien sulit
tidur
|
Gangguan pola istirahat tidur
|
3
|
DS:
- Klien mengatakan takut jika
penyakitnya tidak bisa disembuhkan
DO:
- Wajah klien tampak pucat
- Klien tampak khawatir
- Klien tampak tidak tenang
|
Benigna
prostat Hiperplasia
↓
Perubahan
status kesehatan
↓
Sumber
informasi yang tidak adekuat
↓
Koping klien tidak
efektif
↓
Ansietas
|
Ansietas
|
H.
ANALISA
DATA POST OPERASI
NO
|
DATA
|
PENYEBAB
|
MASALAH
KEPERAWATAN
|
1
|
DS:
- Klien mengatakan nyeri pada
daerah bekas operasi
DO:
- Klien tampak gelisah
- Ekspresi wajah klien tampak
meringis
- Klien tampak lemah
- Tanda-tanda vital dalam batas
abnormal
|
Insisi perut
daerah sectio alfa
(di atas
blast)
↓
Incontinuitas
jaringan kulit
↓
Jaringan
mengeluarkan zat kimia bradikinin, serotanin, prostaglandin hingga
menstimulasi nyeri
↓
Diteruskan ke
thalamus sebagai
pusat
sensorik otak
↓
Nyeri
dipersepsikan
|
Nyeri
|
2
|
DS :
- Klien mengatakan takut/cemas
tentang keadaan penyakitnya
DO:
- Klien nampak gelisah
- Ekspresi wajah nampak tegang
- TTV dalam batas abnormal
|
Adanya luka
insisi
↓
Gangguan
psikologis
↓
Kecemasan
|
Ansietas
|
3
|
DS: -
DO:
- Tampak luka operasi
|
Adanya luka
insisi
↓
Buffer
pertahanan terganggu
↓
Tempat
masuknya kuman potongan melalui insisi
↓
Risiko tinggi
infeksi
|
Risiko tinggi terhadap infeksi
|
I.
RENCANA
PERAWATAN PRE OPERASI
NO
|
DIAGNOSA KEPERAWATAN
|
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN (TUJUAN, KRITERIA RENCANA
TINDAKAN)
|
1
|
Nyeri berhubungan dengan
pembesaran prostat ditandai dengan:
DS:
- Klien menyatakan nyeri saat
berkemih.
DO:
- Ekspresi wajah klien nampak
meringis
- Klien tampak gelisah
- Klien tampak lemah
- Tanda-tanda vital dalam batas
abnormal
|
T : Melaporkan
nyeri hilang/terkontrol dalam jangka waktu 1 hari.
K : - Nyeri berkurang/hilang
- Klien
berkurang rileks
- Tanda-tanda
vital dalam batas normal
I : - Kaji tingkat nyeri, perhatikan lokasi,
intensitas (skala 0 - 10) lamanya.
- Jelaskan
pada klien tentang penyebab nyeri
- Pertahankan
tirah baring bila diindikasikan
- Ajarkan
ethnic relaksasi seperti latihan napas dalam dan membantu pasien melakukan
posisi yang nyaman.
- Kolaborasi
analgetik sesuai indikasi
|
2
|
Gangguan pola istirahat tidur
berhubungan dengan rangsangan RAS akibat nyeri ditandai dengan:
DS:
- Klien mengatakan sulit tidur
karena nyeri
DO:
- Klien terlihat lelah
- Klien tampak lemah
|
T : Kebutuhan
istirahat tidur terpenuhi dalam jangka waktu 3 hari
K : - Klien tidur nyenyak
- Klien
terlihat segar
I : - Anjurkan klien melakukan teknik relaksasi
sebelum tidur
- Ciptakan
lingkungan yang nyaman bagi klien untuk tidur
- Berikan
posisi yang nyaman untuk istirahat
- Anjurkan
klien minum susu hangat sebelum tidur
|
3
|
Ansietas berhubungan dengan
perubahan status kesehatan ditandai dengan:
DS:
- Klien mengatakan takut jika
penyakitnya tidak bisa disembuhkan
DO:
- Wajah klien tampak pucat
- Klien tampak khawatir
- Klien tampak tidak tenang
|
T : Ansietas
teratasi dalam jangka waktu 1 hari
K : - Klien tampak tenang
I : - Buat hubungan saling percaya dengan
klien/orang terdekat
- Berikan
informasi tentang penyakitnya dan teknik pengobatannya
- Dorong
pasien/orang terdekat untuk menyatakan masalah/ perasaan
- Beri
penguatan informasi klien yang telah diberikan sebelumnya.
|
J.
RENCANA
PERAWATAN POST OPERASI
NO
|
DIAGNOSA KEPERAWATAN
|
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN (TUJUAN, KRITERIA RENCANA
TINDAKAN)
|
1
|
Nyeri berhubungan dengan prosedur
bedah ditandai dengan:
DS:
- Klien mengatakan nyeri pada
daerah bekas operasi
DO:
- Klien tampak gelisah
- Ekspresi wajah klien tampak meringis
- Klien tampak lemah
- Tanda-tanda vital dalam batas
abnormal
|
T : Nyeri
hilang/terkontrol dalam jangka waktu 3 hari
K : - Nyeri berkurang
- Klien
tampak rileks
- Tanda-tanda
vital dalam batas normal
I : - Kaji tingkat nyeri, perhatikan lokasi, intensitas
(skala 0 - 10)
- Observasi
tanda-tanda vital
- Berikan
tindakan kenyamanan seperti perubahan posisi
- Ajarkan
teknik relaksasi seperti latihan napas dalam, pedoman imajinasi
- Kolaborasi
dengan pemberian analgetik sesuai dengan indikasi
|
2
|
Ansietas berhubungan dengan luka
insisi bedah ditandai dengan:
DS:
Klien mengatakan cemas tentang
keadaan penyakitnya
DO:
- Klien nampak gelisah
- Ekspresi wajah nampak tegang
- Tanda-tanda vital dalam batas abnormal
|
T : Ansietas
teratasi dalam jangka waktu 1 hari
K : - Cemas berkurang
- Klien
nampak tenang
I : - Buat hubungan saling percaya dengan
klien/orang terdekat
- Berikan
informasi tentang penyakitnya dan teknik pengobatannya.
- Dorong
pasien/orang terdekat untuk menyatakan masalah/ perasaan
- Beri
penguatan informasi klien yang telah diberikan sebelumnya.
|
3
|
Risiko tinggi terhadap infeksi
berhubungan dengan insisi bedah ditandai dengan:
DS:
DO:
- Tampak luka operasi
|
T : Mencapai
waktu penyembuhan
K :
I : - Awasi tanda vital, perhatikan demam ringan,
menggigil, nadi pernafasan cepat gelisah
- Observasi
drainase dan luka, sekitar kateter supra publik
- Ganti
balutan dengan sering, pembersihan dan pengeringan kulit sepanjang waktu
- Lakukan
perawatan luka dengan menggunakan teknik aseptik dan septik.
- Kolaborasi
dengan pemberian antibiotik sesuai indikasi.
|
Demikian penjelasan saya tentang Asuhan Keperawatan (Askep) Benigna Prostat Hipertropi, semoga bisa bermanfaat bagi anda. Kalau ada pertanyaan, komentar atau saran, silahkan tuliskan pada kolom komentar di bawah. Terima kasih by Nandarnurse.blogspot.com
Tags:
Artikel