Asuhan Keperawatan : Patologi Nifas
Assalamu alaikum. Kali ini saya akan berbagi ke pada kamu tentang Asuhan Keperawatan : Patologi Nifas, semoga bisa memberikan manfaat buat menambah ilmu kamu tentang masalah keperawatan. Selamat membaca.
KONSEP MEDIS
Nifas ( Pueperium )
adalah masa mulai setelah persalinan selesai danberakhir selama 6 minggu atau
42 hari, merupakan waktu diperlukan untukpulihnya alat ± alat kandungan pada
keadaan yang normal. Selama masa nifasdapat terjadi beberapa masalah yang terjadi.
Ada 4 masalah utama yaitu: perdarahan post partum,infeksi masa
nifas,tromboemboli,depresi pasca persalinan.
1. PERDARAHAN
POSTPARTUM
Perdarahan postpartum
adalah perdarahan melebihi 500 ml yang terjadisetelah bayi lahir dalam masa 24
jam. Menurut waku terjadinya dibagi atas duabagian :a. perdarahan postpartum
primer, terjadi dalam 24 jam setelah anak lahir.b. perdarahan postpartum
sekunder, terjadi setelah 24 jam yang biasanya antarahari ke 5 sampai 15
postpartum.
Etiologi meliputi Atonia uteri dan Sisa plasenta ( 80%), Laserasi jalan lahir
(20% ), Gangguan faal pembekuan
darah pasca solusio plasenta.
Faktor resiko :
1.
Partus lama
2.
Overdistensi uterus ( hidramnion , kehamilan kembar, makrosomia )
3.
Perdarahan antepartum
4.
Pasca induksi oksitosin atau MgSO4
5.
Korioamnionitis
6.
Mioma uteri
7.
Anaesthesia
Diagnosis
1. Jumlah
perdarahan pasca persalinan yang sesunguhnya sulit ditentukanoleh karena sering
bercampur dengan cairan amnion, tercecer, diserapbersama dengan kain dan lain
sebagainya.
2. Perdarahan
pervaginam yang profuse dapat terjadi sebelum plasentalahir atau segera setelah
ekspulsi plasenta
3. Perdarahan
dapat terjadi secara profus dalam waktu singkat atau sedikitsedikit diselingi
dengan kontraksi uterus.
Penatalaksanaan
Bila
plasenta
belum lahir Masase fundus uterus untuk memicu kontraksi uterus disertai dengan tarikan talipusat
terkendali. Bila perdarahan terus terjadi meskipun uterus telah berkontraksi
dengan baik, periksa kemungkinan laserasi jalan lahir atau ruptura uteri. Bila
plasenta belum dapat dilahirkan , lakukan plasenta bimanual. Bila setelah dilahirkan
terlihat tidak lengkap maka harus dilakukan eksplorasi cavum uteri
atau kuretase.
2. INFEKSI MASA NIFAS
Infeksi nifas adalah
infeksi bakteri pada traktus genitalia, terjadi sesudahmelahirkan, ditandai
kenaikan suhu sampai 38 derajat selsius atau lebih selama2 hari dalam 10 hari
pertama pasca persalinan, dengan mengecualikan 24 jampertama. Istilah infeksi
nifas mencakup semua peradangan yang disebabkanoleh masuknya kuman-kuman ke
dalam alat-alat genital pada waktu persalinandan nifas. Infeksi nifas yang
terjadi pada maternal dapat mengalami beberapaperkembangan penyakit,
diantaranya adalah demam nifas, infeksi uterus
atau infeksi pada genitalia interna yang lain seperti terjadinya infeksi
padaperineum,vulva,serviks,dan endometrium.
Etiologi
Bermacam-macam jalan kuman masuk ke
dalam alat kandungan sepertieksogen (kuman datang dari luar), autogen (kuman
masuk dari tempat lain dalamtubuh) dan endogen (dari jalan lahir sendiri).
Penyebab yang terbanyak dan lebihdari 50% adalah streptococcus anaerob yang
sebenarnya tidak patogen sebagai penghuni normal jalan lahir.
3. INFEKSI
GENITAL
Patogen potensial yang
berada dalam vagina secara normal :
Streptococcus
anerobik Basil gram negatif anerobik ,Streptococcus hemolyticus (selain group
A). Bakteri yang berasal
dari organ visera sekitar : E Coli, Clostridium Welchii. Bakteri yang berasal
dari organ yang jauh : Stafilokokokus ,Streptokus Hemolitikus Grup A Mycoplasma hominis
4.
INFEKSI NON GENITAL
Infeksi traktus
urinarius : E Coli ,Infeksi mamme : stafilikokokus ,streptococcus haemoliticus
anaerobic.
Masuknya secara eksogen dan menyebabkan infeksi berat. Infeksi inibiasanya
eksogen (ditularkan dari penderita lain, alat-alat yang tidak suci hama,tangan penolong,
infeksi tenggorokan orang lain).staphylococcus aureus Masuknya secara eksogen,
infeksinya sedang, banyak ditemukansebagai penyebab infeksi di rumah sakit dan
dalam tenggorokan orang-orangyang nampaknya sehat. Kuman ini biasanya
menyebabkan infeksi terbatas,walaupun kadang-kadang menjadi sebab infeksi umum.
·
Escherichia Coli
Sering berasal
dari kandung kemih dan rektum, menyebabkan infeksiterbatas pada perineum,
vulva, dan endometriurn. Kuman ini merupakan sebabpenting dari infeksi traktus urinarius
·
Clostridium Welchii
Kuman ini
bersifat anaerob, jarang ditemukan akan tetapi sangatberbahaya. Infeksi ini
lebih sering terjadi pada abortus kriminalis dan partus yangditolong oleh dukun
dari luar rumah sakit.
Faktor- faktor pada persalinan yang
dapat menjadi pemicu terjadinya infeksinifas:
1. Partus
lama
2. Malnutrisi
3. Semua
keadaan yang dapat menurunkan daya tahan tubuh, sepertiperdarahan yang banyak,
pre eklampsia; juga infeksi lain sepertipneumonia, penyakit jantung, dsb.
4. Perdarahan
antepartum
5. Kelelahan
6. Kurang
baiknya proses pencegahan infeksi
7. Anemia
8. Hygiene
(dari penolong maupun maternal)
9. Tindakan
bedah vaginal yang menyebabkan perlukaan jalan lahir
10. Proses
persalinan bermasalah :Partus lama/macet, Korioamnionitis, Persalinan traumatic,
Kurang baiknya pros pencegahan infeksi, Periksa dalam yang berlebihan, Tertinggalnya
sisa plasenta, selaput ketuban dan bekuan darah.
Patofisiologi
Cara Infeksi:
1)
Tangan pemeriksa atau
penolong yang tertutup sarung tangan padapemeriksaan dalam atau operasi membawa
bakteri yang sudah ada dalamvagina ke dalam uterus. Kemungkinan lain ialah
bahwa sarung tangan atau alat-alat yang dimasukkan ke dalam jalan lahir tidak
sepenuhnya bebas dari kuman-kuman.
2) Droplet
infection. Sarung tangan atau alat-alat terkena kontaminasi bakteriyang berasal
dari hidung atau tenggorokan dokter atau petugas kesehatanlainnya. Oleh karena
itu, hidung dan mulut petugas yang bekerja di kamar bersalin harus ditutup
dengan masker dan penderita infeksi saluran pernafasan dilarang memasuki kamar
bersalin.
3) Dalam
rumah sakit terlalu banyak kuman-kuman patogen, berasal daripenderita-penderita
dengan berbagai jenis infeksi. Kuman-kuman ini bisa dibawaoleh aliran udara
kemana-mana termasuk kain-kain, alat-alat yang suci hama,dan yang digunakan
untuk merawat wanita dalam persalinan atau pada waktu nifas.
4) Koitus
pada akhir kehamilan tidak merupakan sebab infeksi penting,kecuali apabila
mengakibatkan pecahnya ketuban.
5)
Infeksi intrapartum,
sering dijumpai pada kasus lama, partus terlantar,ketuban pecah lama, terlalu
sering periksa dalam. Gejalanya adalah demam,dehidrasi, lekositosis, takikardi,
denyut jantung janin naik, dan air ketuban berbauserta berwarna keruh
kehijauan. Dapat terjadi amnionitis, korionitis dan bilaberlanjut dapat terjadi
infeksi janin dan infeksi umumInfeksi nifas akibat plasenta tertinggal.
Patologi
Setelah
persalinan,tempat bekas perlekatan plasenta pada dinding rahimmerupakan luka
yang cukup besar untuk masuknya mikroorganisme.Patologi infeksi pueperalis sama
dengan infeksi luka.infeksi itu dapat :
1. Terdapat
pada lukanyaa. Infeksi luka perineum Infeksi vaginac. Infeksi
serviks/endometrium
2. Infeksi
menjalar dari luka ke jaringan sekitarnya
a. Paremetritisc.
Salpingitisd. PeritonitisInfeksi Luka perineuma. Infeksi vaginaLuka menjadi nyeri,merah
dan bengkak akhirnya luka terbuka danmengeluarkan getah bernanah.
b. Infeksi
luka serviksJika lukanya dalam sampai ke parametrium, dapat
menimbulkanparameritis.
c. EndometritisInfeksi
puerperalis paling sering menjelma sebagai endometritis. Setelahmasa inkubasi,
kuman-kuman menyerbu ke dalam luka endometrium,biasanya pada bekas perlekatan
plasenta. leukosit-leukosit segera membuat pertahanan dan keluarlah serum yang
mengandung antigen sedangkan otot-otot berkontraksi dengan kuat, rupanya dengan
maksud menutup aliran darah dan limfe. Ada kalanya endometritis menghalangi involusi.
d. Tromboflebitis
Penjalaran infeksi melalui vena,sering terjadi dan merupakan penyebabterpenting
dari kematian karena infeksi puerperalis. Vena-vena yangbiasanya memegang
peranan terhadap kasus ini hanyalah 2 golongan :
-
Vena dinding rahim dan
lig.latum (v.ovarika.v.uterin, danv.hipogastrik) tromboflebitis pelvika
-
Vena tungkai ( v.
femoralis,v.poplitea dan safena)Tromboflebitis femoralis.
e. Sepsis
puerperalis Sepsis puerperalis terjadi kalau setelah persalinan ada sarang
sepsis dalam badan yang secara terus ± menerus atau periodic
melepaskanmikroorganismae kedalam peredaran darah.
f. PeritonitisInfeksi
puerperalis melalui saluran getah bening dapat menjalar keperitoneum hingga
terjadi peritonitis atau ke parametrium menyebabkanparametritis.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Golongan
darah : menentukan Rh, golongan ABO, dan pencocokan silang.
Jumlah
darah lengkap : menunujukkan penurunan hemoglobin/hematokrit (Hb/Ht)
Peningkatan
jumlah sel darah putih (SDP) (perpindahan ke kiri, dan peningkatan laju
sedimentasi menunjukan
infeksi).
Kultur
uterus dan vaginal : mengesampingkan infeksi pascapartum
KONSEP KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
1. Aktivitas/Istirahat : Melaporkan
kelelahan berlebihan
2. Sirkulasi : Kehilangan darah pada
kelahiran umumnya 400-500 ml (kelahiran per vagina), 600-800 ml (kelahiran sesaria),
meskipun penelitian menunjukkan kehilangan darah sering dilecehkan.
3. Riwayat
anemia kronis, defek koagulasi kongenital/insidental, indiopatik trombositomia
purpura.
4. Integritas
Ego : Mungkin cemas,
ketakutan, khawatir.
5. Seksualitas : Persalinan mungkin
lama/ diaugmentasi atau diinduksi, mendadak/traumatik; penggunaan forsep, anestesia umum, terapi
tokolitik.
DIAG NOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI
1. Kekurangan
volume cairan (kehilangan aktif) b.d kehilangan vaskular berlebihan.
Tindakan/Intrevensi
Rasional
-
Tinjau ulang catatan
kehamilan dan persalinan/kelahiran, perhatikan faktor- faktor penyebab atau pemberat
pada situasi hemoragi (mis : laserasi, fragmen plasenta tertahan, sepsis). Mulai
infus atau I.V dari cairan isotonik atau elektrolit dengan kateter 18G atau
melalui jalur vena sentral.
-
Berikan darah lengkap atau produk darah mis plasma,
kriopresipitat, trombosit)sesuai indikasi. Berikan obat-obatan sesuai indikasi
:Oksitosin, metilergononovin meleat, prostagladin F2alfa. Kaji dan catat
jumlah, tipe dan sisi perdarahan, timbang dan hitung pembalut, simpan bekuan
dan jaringan untuk dievaluasi oleh dokter.
-
Kaji lokasi uterus dan derajat
-
Rasional: Membantu dalam
membuat rencana perawatan yang tepat dan memberikan kesempatan untuk mencegah
atau membatasi terjadinya komplikasi. Perlu untuk infus cepat atau multipel
dari cairan atau produk darah untuk meningkatkan volume sirkulasi dan mencegah
pembukuan. Meningkatkan kntraktilitas dari uterus yang menonjol dan miometrium,
menutup sinus vena yang terpajan, dan mengingkatkan hemoragi pada adanya atoni.
Perkiraan kehilangan darah, arterial versus vena, dan adanya bekuan-bekuan
membantu membuat diagnosa banding dan menentukan kebutuhan penggantian. Derajat
kontraktilitas uterus membantu dalam diagnosa banding. Peningkatan
kontraktilitas
2. Perfusi
jaringan, perubahan berhubungan .dengan Hipovelemia
Tindakan/Intervensi
Rasional:
-
Perhatikan Hb/Ht
sebelum dan setelah kehilangan darah.
-
Kaji status nutrisi, tinggi
dan berat badan.
-
Pantau tanda vital :
catat derajat dan durasi episode hipo volemik.
-
Perhatikan tingkat kesadaran dan adanya
perubahan perilaku.
-
Kaji warna dasar kuku,
mukosa mulut, gusi, lidah,dan perhatikan suhu kulit. Kaji payudara setiap hari,
perhatikan ada Atau tidaknya laktasi dan perubahan pada ukuran payudara. - Pantau GDA dan kadar
Ph
-
Berikan terapi oksigen
sesuai kebutuhan Pasang jalan napas; penghisap sesuai indikasi. Nilai bandingan
membantu menentukan beratnya kehilangan darah. Status yang ada sebelumnya dari
ksehatan yang buruk meningkatkan luasnya cidera dari kekurangan oksigen. Luasnya
keterlibatan hipoofisis dapat dihubungkan dengan derajat dan durasi hipotensi. Perubahan
sensorium adalah indikator dini dari hipoksia. Pada kompensasi vasokontriksi
dan pirau organ vital, sirkulasi pada pembuluh darah perifer diturunkan, yang
mengakibatkan sianosis dan suhu kulit dingin. Kerusakan atau keterlibatan
hipofisis anterior (Sindrom Sheehan) menurunkan kadar prolaktin, mengakibatkan
tidak adanya produksi ASI. Membantu dalam mendiagnosa derajat hipoksia jaringan
atau asidosis yang diakibatkan dari terbentuknya asam laktat dan metabolisme anaerobik.
Maksimalkan ketersediaan oksige untuk transpor sirkulasi ke jaringan.
Memudahkan pemberian oksigen.
3. Ansietas yang berhubungan dengan krisis
situasi, ancaman perubahan pada status kesehatan atau kematian,
transmisi/penularan antar pribadi, respon fisiologis (pelepasan katekolamin).
Tindakan/Intervensi
Rasional:
-
Evaluasi respon
psikologis serta persepsi klien terhadap kejadian hemoragi pasca partum.
Klarifikasi kesalahan konsep.
-
Evaluasi respons fisiologis pada hemoragi pascapartum;
mis., takikardi, takipnea, gelisah, atau iritabilitas.
-
Sampaikan sikap tenang,
empati dan mendukung.
-
Berikan infofmasi
tentang modalitas tindakan dan keefektivan intervensi.
-
Bantu klien dalam
mengidentivikasi perasaan ansietas;
-
berikan kesempatan pada klien untuk
mengungkapkan perasaan.
-
Kaji strategi koping dan implikasi jangka panjang
dari episode hemoragi. (Rujuk pada DK : Menjadi orang tua, perubahan, risiko tinggi
terhadap).
Rasional: Membantu dalam
membentuk rencana perawatan. Persepsi klien tentang kejadian mungkin menyimpang,
memperberat ansietasnya. Meskipun perubahan pada tanda vital mungkin karena
respons fisiologis, ini dapat diperberat atau dikomplikasi oleh faktor-faktor
psikologis. Dapat membantu klien mempertahankan kontrol emosional dalam
berespons terhadap perubahan status fisiologis. Membantu dalam menurunkan transmisi
ansietas antar pribadi. Informasi akurat dapat menurunkan ansietas dan ketakutan
yang diakibatkan oleh ketidaktahuan. Pengungkapan memberikan kesempatan untuk memperjelas
informasi, memperbaiki kesalahan konsep, dan meningkatkan perspektif, memudahkan
proses pemecahan masalah.
Itulah sedikit penjelasan tentang . Semoga kamu bisa mengambil manfaat di dalamnya. Kalau ada pertanyaan atau saran, silahkan tulis komentar kamu di kolom komentar di bawah. Temukan juga berbagai Asuhan Keperawatan, makalah, Skripsi keperawatan dll dari blog ini. Terima kasih.
Tags:
Artikel